Dalam pemrograman,
string merupakan kumpulan
dari beberapa karakterkarakter.
Untuk
membedakan string dengan
karakter, dalam C++ dibedakan
penulisannya.
Suatu nilai merupakan string apabila
diapit dengan tanda petik
ganda
“...“, misalnya “SAYA”. Sedangkan karakter (char)
diapit dengan tanda
petik tunggal,
misal ‘s’.
A.
Pengantar
Function
Sebuah function
berisi sejumlah pernyataan yang dikemas
dalam sebuah nama. Nama ini selanjutnya
dapat dipanggil beberapa kali di
beberapa tempat dalam program.
Tujuannya:
1.
memudahkan dalam
mengembangkan program. Program
dibagi menjadi beberapa
subprogram kecil, sehingga hal ini menjadi kunci dalam pembuatanprogram
terstruktur.
2.
menghemat ukuran
program, karena beberapa
perintah yang sama
dan dijalankan beberapa kali dalam program dapat dijadikan satu kali
saja dalam suatu function, kemudian function tersebut dapat dipanggil berulang
kali.
Contoh Function
I:
#include
<iostream.h>
#include
<conio.h>
void garis();
// prototype function
void main() //
main function
{
clrscr();
garis(); //
panggil function
cout <<
“NIM NAMA MAHASISWA” << endl;
garis(); //
panggil function
cout <<
“M0197001 AMIR HAMZAH “ << endl;
cout <<
“M0197002 PAIMAN” << endl;
garis(); //
panggil function
}
void garis() //
detail function
{
int i;
for(i=0;i<=40;i++)
{
cout <<
“-”;
}
cout <<
endl;
}
Contoh di atas menggambarkan bagaimana membuat function
untuk membuat garis. Nama functionnya adalah garis. Untuk membuat suatu
function, diperlukan suatu prototype dari function tersebut. Prototype function
memiliki sintaks sbb:
returned_value_data_type
nama_function(argumen);
Seperti halnya
dalam Pascal, suatu function dapat mengembalikan (return) suatu nilai (value) yang tergantung tipe datanya. Tipe data value yang dikembalikan inilah yang
dimaksud dengan returned_value_data_type. Sedangkan argumen merupakan
parameter-parameter yang akan diolah dalam function tersebut.
Argumen boleh ada boleh
tidak, sesuai kebutuhan.
Apabila parameter argumennya lebih dari satu, cara penulisannya sbb:
tipe_data
param1, tipe_data param2, ...
Contoh
penulisan prototype function:
- double
kuadrat(int x);
- float
luas_segitiga(float alas, float tinggi);
- int
jumlah_bil(int x, int y, int z);
Apabila suatu
function tidak mengembalikan nilai, maka
returned_value_data_type
nya diisi void.
Setelah
prototype function dibuat, selanjutnya membuat function tersebut secara detail.
Suatu function disebut juga subprogram, oleh karena itu strukturnya juga sama
dengan struktur program utama. Pada contoh function garis() di atas, detail dari
function tersebut adalah:
void garis() //
detail function
{
int i;
for(i=0;i<=40;i++)
{
cout <<
“-”;
}
cout <<
endl;
}
Kalau
diperhatikan, strukturnya sama dengan program utama main().
Contoh Function
II:
#include
<iostream.h>
#include
<conio.h>
float
luas(float alas, float tinggi);
void main()
{
clrscr();
a = 10.5;
t = 11;
cout <<
“HITUNG LUAS SEGITIGA” << endl;
cout <<
“Panjang alas : “ << a << endl;
cout <<
“Tinggi : “ << t << endl;
cout << “Luasnya
: “ << luas(a,t) << endl;
}
float
luas(float alas, float tinggi)
}
float luas_segitiga;
luas_segitiga = alas * tinggi * 0.5;
return luas_segitiga;
}
Detail function luas di atas dapat ditulis sbb:
float luas(float alas, float tinggi)
{
return (alas * tinggi * 0.5);
}
Perintah return adalah untuk mengembalikan hasil
operasi di sebelah kanannya
ke
perintah pemanggilan function.
B. Variabel Global dan Lokal
Setiap kali kita deklarasikan suatu variabel, belum tentu variabel
tersebut dikenal
di setiap function yang kita buat. Contoh:
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void cetak();
void main()
{
int a;
a = 10;
cout << “Nilai a = “ << a << endl;
cetak();
}
void cetak()
{
a++;
cout << “Nilai a = “ << a << endl;
}
Ketika program di atas dicompile, akan terdapat error yaitu variabel
a dalam
function cetak() undefined. Artinya bahwa variabel a tidak dikenal
dalam cetak().
Variabel a hanya
dikenal dalam program utama/ function
main() saja. Maka
dalam hal ini variabel a disebut variabel lokal (hanya dikenal
dalam function yang
di dalamnya didefinisikan a tersebut).
Selanjutnya program di atas diubah sbb:
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
int a;
void cetak();
void main()
{
a = 10;
cout << “Nilai a = “ << a << endl;
cetak();
}
void cetak()
{
a++;
cout << “Nilai a = “ << a << endl;
}
Apabila program di atas dijalankan maka akan tampil:
Nilai a = 10
Nilai a = 11
Pada program di atas, variabel a disebut variabel global karena
variabel tersebut
dapat
dikenali di setiap function yang ada.
#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void cetak();
void main()
{
int a;
a = 10;
cout << “Nilai a = “ << a << endl;
cetak();
}
void cetak()
{
int a;
cout << “Nilai a = “ << a << endl;
}
Apabila program di atas dijalankan, hasilnya adalah:
Nilai a = 10
Nilai a = 747
Hasil di atas menunjukkan bahwa meskipun nama variabelnya
sama-sama a, tapi
kedua variabel a tersebut
berbeda. Setiap variabel a tersebut
hanya dikenali di
functionnya masing-masing (tidak terkait satu dengan yang lain).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar